Kisah seorang laki-laki yang yang terdepak dari pekerjaannya sehingga
membuatnya bersedih hati alang kepalang, kemudian dia meminta
pertolongan kepada beberapa orang terkemuka dan tokoh agar memberikan
rekomendasi untuknya. Beberapa pintupun sempat diketuknya akan tetapi
ada saja aral yang menghalanginya sehingga menambah penyesalan dan
kegundahannya.
Atas kehendak Allah, dia bertemu dengan seorang
tua yang bijak. Ketika itu, warna kulitnya pucat pasi dan badannya kurus
kering akibat kesedihan dan kegundahan yang menimpanya tersebut.
Tatkala si orang tua mellihat kondisinya tersebut, ibalah hatinya,
lantas bertutur kepadanya,
“Bagaimana dengan kebutuhanmu?.”
“Demi
Allah, hingga sekarang hajatku itu belum lagi putus dan sekarang aku
masih mencari si fulan untuk bisa berbicara dengannya.” Jawabnya.
“Aku tahu, siapa yang bisa mencarikan solusi buatmu dan menghilangkan kegundahanmu itu.” kata si orang tua.
“Apakah orang yang tuan maksudkan itu punya pengaruh terhadap pejabat si fulan?.” Tanyanya.
“Ya, berpengaruh sekali.” Jawab si orang tua.
“Apakah kamu mengenalnya? Apakah kamu bisa berbicara dengannya?.” Tanya laki-laki itu lagi ingin lebih tahu.
“Ya, aku mengenalnya dan aku bisa melakukannya bahkan kamu sendiri bisa berbicara dengannya.” Kata orang tua.
“Demi Allah, tolong kamu berbicara dengannya, semoga Allah membalas kebaikanmu.” Kata si laki-laki itu lagi.
“Tidak, kamu sajalah yang berbicara langsung dengannya!.” Kata orang tua itu lagi.
“Siapa sih dia?.” Tanya laki-laki itu penasaran.
“Dia-lah Allah,” kata orang tua itu tanpa ragu.
“Hah?.” Sahut laki-laki itu sembari tercengang…
“Allah
berfirman, “Dan Rabb kamu berkata, ‘Mintalah pada-Ku, niscaya Aku akan
perkenankan untukmu’.” Takutlah kamu pada Allah, sebab andai aku katakan
kepadamu, ‘Manusia si Fulan dan si Fulan, kamu cepat-cepat katakan,
‘Ayo.’ Tetapi bila aku katakan kepadamu, ‘Allah’ kamu malah menjawab,
“Hah?.” Lupakah kamu untuk berdoa kepada Allah?. Tidakkah kamu coba dulu
berdoa pada saat-saat penghujung malam? Kamu sudah mencoba meminta
kepada para hamba, sekarang cobalah minta kepada Rabbnya para hamba
itu!.” kata orang tua itu mengingatkan.
Akhirnya, laki-laki itu
meninggalkan si orang tua sementara ucapannya barusan masih
terngiang-ngiang di kedua gendang telinganya. Dia telah merasa yakin
bahwa kemudahan akan segera datang dari Allah. Laki-laki inipun berlalu
menuju rumahnya dan tidur dengan harapan besok mendapatkan kemudahan
itu. Dia berkata, “Tatkala aku sedang tidur itu, tiba-tiba seakan ada
seorang laki-laki membangunkanku, lalu aku mengerjakan shalat, memohon
kepada Allah, memohon perlindungan-Nya dan seakan-akan aku melihat-Nya.
Begitu pagi hari, aku pergi melalui jalan yang tidak biasa aku tempuh.
Aku melewati sebuah perusahaan yang menarik perhatianku sehingga aku
berhenti sejenak di sampingnya. Lalu aku bertanya perihal lowongan yang
masih kosong di situ. Ternyata, direkturnya menyongsongku dengan hangat
dan menyambut kedatanganku sembari berkata, ‘sejak lama, kami mencari
orang seperti kamu ini!.”
Akhirnya aku diterima bekerja untuk pekerjaan yang belum pernah terbayangkan olehku selama ini. Segala puji hanya bagi Allah.
Demikianlah
kemudahan itu datang bagi hamba-Nya setelah mengalami kesulitan,
bertawakkal serta berdoa kepada-Nya dengan doa orang-orang yang
berhajat.
(SUMBER: Qashash wa Mawâqif Dzât ‘ibar karya ‘Adil bin
Muhammad Al ‘Abdul ‘Ali, h.13-14, sebagai dinukil dari ceramah Syaikh.
Muhammad asy-Syinqîthiy berjudul al-I’tishâm Billâh)
(Ilmu Warisan Leluhur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar