Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau
bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan
bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi
Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan
pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat
kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun
menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi
dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun
menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ
الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ
فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ
وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا
فَنَحْنُ نَصُومُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam tiba di Madinah mendapati kaum Yahudi berpuasa pada hari
‘Asyuura. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Hari
apakah ini sehingga kalian berpuasa padanya?” Mereka
(kaum Yahudi) menjawab: ”Ini adalah hari agung dimana Allah
menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun beserta
kaumnya, lalu Musa berpuasa pada hari itu sebagai ungkapan syukur
sehingga kamipun berpuasa.” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
bersabda: ”Kami (kaum Muslimin) lebih berhak atas Musa daripada kalian
(kaum Yahudi). Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam-pun berpuasa
dan menyuruh (kaum muslimin) berpuasa.” (HR Muslim)
Bahkan dalam hadits lainnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
digambarkan sebagai sangat mengutamakan puasa pada hari ke sepuluh
bulan Muharram tersebut. Sahabat Ibnu Abbas meriwayatkan kesaksiannya
sebagai berikut:
سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا وَسُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ
فَقَالَ مَا عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
صَامَ يَوْمًا يَطْلُبُ فَضْلَهُ عَلَى الْأَيَّامِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ
وَلَا شَهْرًا إِلَّا هَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي رَمَضَانَ
Ibnu Abbas berkata: “Aku tidak tahu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
memperhatikan puasa satu hari yang lebih diutamakannya atas yang
lainnya selain hari ini (Hari ’Asyuura) dan bulan ini, maksudnya bulan
Ramadhan.” (HR Bukhary dan Muslim)
Lalu apakah fadhillah (keutamaan) berpuasa pada hari ’Asyuura ini? Nabi
Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam berdoa kepada Allah agar semoga
barangsiapa yang berpuasa ’Asyuura Allah ampuni dosanya selama satu
tahun yang telah berlalu.
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
bersabda: ”Puasa hari ‘Asyuura, saya memohon kepada Allah agar
menjadikannya sebagai penebus (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR Muslim)
Berarti puasa Muharram sangatlah bermanfaat bagi
siapapun yang sadar bahwa dirinya tidak luput dari dosa dan kesalahan.
Tentulah setiap orang bertaqwa gemar memperoleh ampunan Allah. Sebab
demikianlah Allah sediakan bagi orang-orang bertaqwa, yaitu ampunan dan
surga seluas langit dan bumi.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Untuk tahun ini jika tanggal satu Muharram 1435
Hijriyyah jatuh pada hari Selasa 5 November 2013 berarti hari ’Asyuura
insya Allah bertepatan dengan hari Kamis 14 November 2013 . Semoga Allah
kuatkan, izinkan dan berkahi kita semua untuk melaksanakan puasa
’Asyuura tahun ini. Amin ya Rabb.
Namun demikian perlu selalu diingat bahwa betapapun anjuran Nabi
shollallahu ’alaih wa sallam akan keutamaan puasa ’Asyuura hukumnya
tetap sunnah artinya tidak wajib dikerjakan. Itulah sebabnya kita juga
dapati adanya hadits dimana Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
menyerahkan kepada kita apakah ingin berpuasa atau tidak pada hari
’Asyuura tersebut. Wallahu a’lam bish-showwaab.
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ
إِنَّ هَذَا يَوْمٌ كَانَ يَصُومُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ
فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ
وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَا يَصُومُهُ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ صِيَامَهُ
Abdullah bin Umar mendengar Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda mengenai hari ‘Asyuura: “Ini merupakan hari dimana kaum jahiliyyah biasa berpuasa. Maka barangsiapa yang suka silahkan ia berpuasa. Dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya, maka tinggalkanlah.” Dan Abdullah tidak berpuasa padanya kecuali bertepatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berpuasa padanya. (HR Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar