Oleh Dr.H. Achmad Satori
Hati manusia bagaikan benteng sedangkan
syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng
tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau
menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati.
Hati
manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa
mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga
benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya
syetan ke dalam hati. Kalau kita ingin memiliki kemampuan untuk menjaga
pintu agar tidak diserbu syetan, kita harus mengetahui pintu-pintu mana
saja yang dijadikan syetan sebagai jalan untuk menguasai benteng tsb.
Melindungi hati dari gangguan syetan adalah wajib oleh karena itu
mengetahui pintu masuknya syetan itu merupakan syarat untuk melindungi
hati kita maka kita diwajibkan untuk mengetahui pintu-pintu mana saja
yang dijadikan jalan untuk menguasi hati manusia.
Pintu tempat
masuknya syetan adalah semua sifat kemanusiaan manusia yang tidak baik.
Berarti pintu yang akan dimasuki syetan sebenrnya sangat banyak, Namun
kita akan membahas pintu-pintu utama yang dijadikan prioritas oleh
syetan untuk masuk menguasai manusia. Di antara pintu-pintu besar yang
akan dimasuki syetan itu adalah:
1. Marah
Marah adalah
kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia marah maka
syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan kelereng
atau bola. Orang marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan syetan.
2. Hasad
Manusia
bila hasud dan tamak menginginkan sesuatu dar orang lain maka ia akan
menjadi buta. Rasulullah bersabda:” Cintamu terhadap sesuatu bisa
menjadikanmu buta dan tuli” Mata yang bisa mengenali pintu masuknya
syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat hasad dan ketamakan
sehingga tidak melihat. Saat itulah syetan mendapatkan kesempatan untuk
masuk ke hati manusia sehingga orang itu mengejar untuk menuruti
syahwatnya walaupun jahat.
3. Perut kenyang
Rasa kenyang
menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu riwayat
disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya bin
Zakariyya a.s. Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan
gantungan pemberat untuk segala sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis
belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini adalah syahwat yang
aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam. Yahya bertanya: Apa
hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu
kenyang maka aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan
dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa lainnya? Tidak ada!
Jawab
syetan. Kemudian Nabi Yahya berkata: Demi Allah aku tidak akan
mengenyangkan perutku dengan makanan selamanya. Iblis berkata. Demi
Allah saya tidak akan memberi nasehat pada orang muslim selamanya.
Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:
1. Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.
2· Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia mengira bahwa semua makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
3· Mengganggu ketaatan kepada Allah
4· Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
5· Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus hati manusia.
6· Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani
4. Cinta perhiasan dan perabotan rumah tangga
Bila
syetan melihat hati orang yang sangat mencintai perhiasan dan perabotan
rumah tangga maka iblis bertelur dan beranak dan menggodanya untuk
terus berusaha melengkapi dan membaguskan semua perabotan rumahnya,
menghiasi temboknya, langit-langitnya dst. Akibatnya umurnya habis
disibukkan dengan perabotan rumah tangga dan melupakan dzikir kepada
Allah.
5. Tergesa-gesa dan tidak melakukan recheck
Rasulullah pernah bersabda: Tergesa-gesa termasuk perbuatan syetan dan hati-hati adalah dari Allah SWT.
Allah
berfirman: ”Manusia diciptakan tergesa-gesa” dalam ayat lain itegaskan:
“Sesungguhnya manusia itu sangat tergesa-gesa. Mengapa kita edilarang
tergesa-gesa? Semua perbuatan harus dilakukan dengan pengetahuan dan
penglihatan mata hati. Penglihatan hata hati membutuhkan perenungan dan
ketenangan.
Sedangkan tergesa-gesa menghalangi itu semua. Ketika
manusia tergesa-gesa dalam melakukan kewajiban maka syetan menebarkan
kejahatannya dalam diri manusia tanpa disadari.
6. Mencintai harta
Kecintaan
terhadap uang dan semua bentuk harta akan menjadi alat hebat bagi
syetan. Bila orang memiliki kecintaan kuat terhadap harta maka hatinya
akan kosong. Kalau dia mendapatkan uang sebanyak satu juta di jalan maka
akan muncul dari harta itu sepuluh syahwat dan setiap syahwat
membutuhkan satu juta. Demikianlah orang yang punya harta akan merasa
kurang dan menginginkan tambahan lebih banyak lagi.
7. Ta’assub bermadzhab dan meremehkan kelompok lain.
Orang
yang ta’assub dan memiliki anggapan bahwa kelompok lain salah sangat
berbahaya. Orang yang demikian akan banyak mencaci maki orang lain.
Meremehkan dan mencaci maki termasuk sifat binatang buas.
Bila
syetan menghiasi pada manusia bahwa taassub itu seakan-akan baik dan hak
dalam diri orang itu maka ia semakin senang untuk menyalahkan orang
lain dan menjelekkannya.
8. Kikir dan takut miskin.
Sifat
kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan
selalu menyeru untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah
janji orang yang menumpuk harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada
fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur Rahman pernah berkata: Sesungguhnya
syaitan berkata:
Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama
tiga hal perintahku: Aku perintahkan untuk mengambil harta dengan tanpa
hak, menginfakkannya dengan tanpa hak dan menghalanginya dar hak
kewajibannya (zakat).
Sufyan berkata: Syetan tidak mempunyai senjata sehebat senjata rasa takutnya manusia dari kemiskinan.
Apabila ia menerima sifat ini maka ia mengambil harta tanpa hak dan menghalanginya dari kewajiban zakatnya.
9. Memikirkan Dzat Allah
Orang
yang memikirkan dzat Allah tidak akan sampai kepada apa yang
diinginkannya ia akan tersesat karena akal manusia tidak akan sampai
kesana. Ketika memikirkan dzat Allah ia akan terpeleset pada kesyirikan.
10. Suudzon terhadap orang Islam ghibah.
Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ(12)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka buruk.
Kalau
ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka
sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa
mencari maaf dan ampunan atetpi orang munafik selalu mencari cela orang
lain.
Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk
menguasai benteng hatinya. Kalau kita teliti secara mendetail kita pasti
tidak akan mempu menghitus semua pintu masuknya syetan ke dalam hati
manusia Sekarang bagiamana solusi dari hal ini? Apakah acukup dengan
zikrullah dan mengucapkan “Laa haula wa laa quwwata illa billah”?
ketahuilah bahwa upaya untuk membentengi hati dari masuknya serbuan
syetaan adalah dengan menutup semua pintu masuknya syetan dengan
membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela yang disebutkan di atas.
Bila kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan
mendapatkan berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus
ke dalam karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan
kokh di hati selagi hati belum dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan
dari sifat-sifat tercela.
Bila orang yang hatinya mamsih
diliputi oleh akhlak tercela maka zikrullah hanyalah omongan jiwa yang
tidak menguasai hati dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan.
Oleh sebab itu Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ(201)
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. ( Al A’raaf 201)
Perumpamaan syetan
adalah bagaikan anjing lapar yang mendakati anda. Bila anda tidak
memiliki roti atau daging pasti ia akan meninggalkanmu walaupun Cuma
menghardiknya dengan ucapan kaita. Tapi bila di tangan kita ada daging
maka ia tidak akan pergi dari kita walaupun kita sudah berteriak ia
ingin merebut daging dari kita. Demikian juga hati bila tidak memiliki
makanan syetan akan pergi hanya dengan dzikrullah.
Syahwat bila
menguasi hati maka ia akan mengusir dzikrullah dari hati ke pinggirnya
saja dan tidak bisa merasuk dalam relung hati. Sedangkan orang-orang
muttaqin yang terlepas dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela maka ia
akan dimasuki syetan bukan karena syahwat tapi karena kelalaian daari
dzikrullah apabila ia kembali berdzikir maka syetan langsusng.
Inilah yang ditegaskan firman Allah dalam ayat sebelumnya:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ(200)
Artinya:
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Al
A’roof ayat 200)
Dalam ayat lain disebutkan:
فَإِذَا قَرَأْتَ
الْقُرْءَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ(98)إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ(99)إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ(100)
Artinya:
Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan ini tidak
ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada
Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang
yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang
mempersekutukannya dengan Allah. (An Nahl 98-100)
Mengapa
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Bila Umar ra. Melewati suatu lereng
maka syetan mengambil lereng selain yang dilewati Umar.”? Karena Umar
memiliki hati yang bersih dari sifat-sifat tercela sehingga syetan tidak
bisa mendekat. Kendatipun hati berusaha menjauhkan diri dari syetan
dengan dzikrullah tapi mustahil syetan akan menjauh dari kita bila kita
belum membersihkan diri dari tempat yang disukai syetan yaitu
syahwat,
seperti orang yang meminum obat sebelum melindungi dir dari penyakit
dan perut masih disibukkan dengan makanan yang kerasa dicerna. Taqwa
adalah perlindungan hati dari syahwat dan nafsu apabila zikrullah masuk
kedalam hati yang kosong dari zikir maka syetan mendesak mamsuk seperti
masuknya penyakit bersamaan dengan dimakannya obat dalam perut yang
masih kosong.
Allab SWT berfirman :
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ(37)
Artinya:
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan
bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qoof 37)
WAllahu a’lamu bis showab.
(Ilmu Warisan Leluhur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar