Kamis, 24 April 2014

Saat-Saat Menjelang Ajal Menjemput

 Berikut ini beberapa kisah orang-orang shalih ketika ajal menjemput mereka:

1. Abu Sufyan bin al-Hârits

Beliau adalah anak paman Nabi SAW., (sepupu beliau SAW.,). Tatkala ajal menjemputnya, dia berkata kepada keluarganya, “Janganlah kalian menangisiku sebab aku tidak pernah sekalipun menyentuh dosa semenjak masuk Islam.”

2. ‘Umar bin Abi Rabi’ah

Tatkala ajal menjemputnya, saudaranya, al-Hârits menangis, lalu dia berkata kepada saudaranya tersebut, “Wahai saudaraku, jika yang kau permasalahkan terhadap diriku adalah untaian sya’ir yang pernah kau dengar dari ucapanku berbunyi,
Aku katakan kepadanya (wanita) dan dia berkata kepadaku,
Semua budakku adalah bebas
Sungguh! Aku tidak pernah menyingkap sekalipun jua sesuatu yang haram.”
Maka berkatalah al-Hârits, ‘Segala puji bagi Allah, Engkau telah membuat hatiku tenang.’”

3. Abu Yûsuf

Bisyr al-Walîd berkata, “Aku pernah mendengar Abu Yusuf berkata pada saat sakit yang membawa ajalnya, ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah sekalipun menyentuh farji (melakukan hubungan badan) secara haram saat aku menyadarinya. Dan aku juga tidak pernah sekalipun memakai satu dirham dari yang haram saat aku menyadarinya.”

4. Abu Bakar bin ‘Ayyasy

Ibrahim bin Abu Bakar ‘Ayyasy berkata, “Ketika menjelang ajal, aku menyaksikan ayahandaku, lalu aku menangis karenanya. Maka dia berkata kepadaku, ‘Nak, Ayahandamu ini tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan keji.’ “

5. Hafsh bin Ghayyâts

‘Umar bin Hafsh bin Ghayyâts berkata, “Tatkala ajal menjemput ayahandaku, dia sempat pingsan, lalu aku menangis di samping kepalanya. Maka, dia berkata kepadaku saat tersadar, ‘Kenapa gerangan kamu menangis?.’ Aku menjawab, ‘Karena akan berpisah denganmu.’ Dan tatkala aku masuk pada pembicaraan seputar qadla (kematian), dia berkata, ‘Janganlah kamu menangis, sesungguhnya aku tidak pernah sekalipun menggunakan celanaku ini untuk sesuatu yang haram. Dan tidak pernah pula ada dua orang yang bersengketa di hadapanku duduk, lalu aku telanjangi (permalukan) salah seorang dari mereka yang terkena vonis.”

6. al-Haytsam bin Jamil

Sufyan bin Ahmad al-Mashîshy berkata, “Tatkala sedang sekarat, aku menyaksikan al-Haytsam bin Jamil telah diarahkan ke kiblat dan budak wanitanya menutupi kedua kakinya, lalu dia sempat berkata, ‘Tutuplah keduanya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui bahwa keduanya tidak pernah sekalipun berjalan untuk hal-hal yang haram.”

(SUMBER: al-Maw’id:Jannât an-Na’îm karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hâzimy, hal.82) (Ilmu Warisan Leluhur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar