Terjemah Daqoiqul Akhbar
***
Ibnu Abbas ra. berkata:
Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan
jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat
LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi
dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang dermawan. Pintu
yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang
yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun-rukun
shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang
memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas. Pintu yang keempat
yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan
mencegah terhadap perbuatan munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi
orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu
yang buruk. Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang
melaksanakan haji dan umrah. Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi
orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan
yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan
matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang
melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua,
mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.
Surga ada 8 (delapan)macam:
1.Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
2.Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
3.Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
4.Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
5.Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
6.Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
7.Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
8.Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
Darul
Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga yang
lain. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu
terbuat dari emas, dan yang satunya terbuat dari perak. Jarak setiap
pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun bangunan
yang ada didalamnya terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya dari
misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya
terbuat dari mutiara, punggungnya dari yaqut dan pintunya dari jauhar.
Didalam
surga ini terdapat sungai yang namanya sungai Rahmat yaitu sungai yang
mengalir keseluruh surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara yang sangat
putih, lebih putih dari embun dan lebih manis dari madu.
Didalam
surga terdapat sungai yang bernama Sungai Kautsar yaitu sungai Nabi kita
Muhammad Saw. pohon-poinnya terbuat dari intan dan yaqut. Didalam surga
juga terdapat sungai Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai
Rahiqul Makhtum dan dibelakang sungai-sungai ini terdapat sungai-sungai
lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Diriwayat Nabi Saw. beliau
bersabda: “Pada malam aku dijalankan (isra’) ke langit, telah
diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai,
yang pertama sungai dari air yang tidak berubah warnanya, kedua sungai
dari susu yang tidak pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak
dan yang keempat sungai dari madu yang sangat bening.” Sebagaimana
firman Allah Swt.:
“Yang didalamnya terdapat sungai-sungai dari
air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer yang lezat rasanya
bagi orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bersih dan
jernih.” (Qs. muhammad: 15).
Maka aku tanyakan keada Malaikat
Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana
mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir
ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari mana asalnya, maka tanyakanlah
kepada Allah agar Dia memberi tau dan memperlihatkan kepadamu.” Maka
berdoalah Nabi Muhammad kepada Allah Swt. Kemudian datanglah seorang
malaikat kepada beliau dan memberi salam, seraya berkata:”Wahai
Muhammad, pejamkanlah kedua matamu” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia
berkata:”Bukalah kedua matamu” maka aku buka kedua mataku, tiba-tiba aku
berada dibawah pohon dan aku melihat kubah dari intan putih yang
memiliki pintu-pintu dari yaqut hijau dan kunci-kuncinya dari emas
merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau manusia
berhenti diatas kubah itu, sungguh mereka hanya seperti burung yang
hinggap diatas gunung. Maka aku melihat empat sungai itu mengalir dari
kubah itu. Ketika aku ingin kembali malaikat tadi berkata kepadaku:
“Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu?” aku menjawab:”Bagaimana
aku bisa memasukinya, sedangkan pintu-pintunya tertutup.” Dia
berkata:”Bukalah dia” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya?”
Lalu dia berkata:”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata:”Apa
kuncinya?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM” maka
terbukalah pintu itu lalu aku masuk kedalamnya. Maka aku melihat
sungai-sungai itu mengalir dari empat tiang kubah. Ketika aku hendak
keluar, maka malaikat itu berkata kepadaku:”Apakah engkau telah melihat
dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat itu berkata kepadaku:
“Lihatlah sekali lagi.” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas
empat kubah tersebut lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM Aku melihat
sungai air itu keluar dari huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai susu
keluar dari huruf Ha’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamer) keluar dari
Mim-nya lafazh RAHMAN, dan sungai madu keluar dari Mim-nya lafazh
RAHIM. Maka aku baru mengerti bahwa asalnya sungai-sungai tersebut
adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman: “Wahai
Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini dari golongan
umatmu dengan hati tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
maka aku beri dia minum dari empat sungai ini.”
Kemudian Allah
memberi minum kepada ahli-ahli surga itu dengan air surga pada hari
sabtu, memberi minum dengan madu surga pada hari ahad, memberi minum
dengan susu surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada
hari selasa. Disaat mereka minum, mabuklah mereka lalu terbanglah ahli
surga itu selama seribu tahun hingga mereka berhenti pada suatu gunung
yang besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan
sungai Salsabil mengalir dibawahnya. Maka minumlah mereka pada sungai
itu tepat pada hari rabu.
Kemudian terbanglah mereka selama
seribu tahun hingga berhenti pada suatu istana yang indah, didalamnya
terdapat ranjang-ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah
disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Maka
duduklah setiap orang dari mereka diatas ranjang, lalu datanglah pada
mereka minuman Zanzabil kemudian mereka meminumnya tepat pada hari
kamis.
Setelah itu mereka dihujani oleh awan yang putih selama
seribu tahun, sehingga mereka sampai ketempat duduknya orang yang benar,
pada hari itu tepat pada hari jumat, mereka duduk diatas hidangan yang
kekal abadi dan turunlah pada mereka minuman Rahiqul Makhtum, yang
ditutupi dengan misik. Kemudian mereka membuka tutup tersebut dan mereka
meminumnya.
Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat”
FASAL: Pepohonan Di Surga
Ka’ab
ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-pohonan di
surga. Maka beliau menjawab: “Tidak pernah kering dahan-dahannya dan
daun-daunnya tidak pernah berguguran dan tidak rusak buahnya.
Sesungguhnya pohon yang paling besar di surga adalah pohon Thuba, yang
akarnya terbuat dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud
dan daun-daunnya dari sutra yang halus. Pohon ini memiliki 70.000
cabang, setiap cabang itu menyentuh Arasy dan lebih rendah-rendahnya
cabang itu berada di langit dunia.”
Tidak ada didalam surga
sebuah kamar, tidak ada sebuah kubah dan tidak ada bilik kecuali
didalamnya terdapat cabang pohon itu, yang bisa mengayomi diatas surga.
Pada pohon itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki
oleh hati. Bandingan dari pohon itu di dunia adalah matahari, asalnya
matahari berada di langit tetapi sinarnya sampai kesegala tempat.
Ali
ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya
pohon-pohon di surga itu berasal dari perak, sedangkan daun-daunnya
sebagian dari perak dan sebagian (yang lain) dari emas. Kalau sekiranya
batang pohon itu dari perak, maka akar-akarnya dari emas. Pohon-pohon
didunia akarnya di bumi dan cabang-cabangnya berada di udara, karena
sesungguhnya dunia itu tempat yang fana (rusak). Akan tetapi
pohon-pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya, akarnya
di udara dan cabang-cabangnya di bumi. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Buah-buahnya
dekat. Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu
kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al-Haqqah: 23-24).
Dan
debu-debu di surga itu dari misik, anbar dan kafur, dan
sungai-sungainya terdiri dari susu, madu, arak dan air yang sangat
jernih. Apabila angin bertiup menerpa dedaunan, maka bersentuhlah antara
daun yang satu dengan daun yang lainnya hingga menimbulkan suara yang
sangat indah (merdu), dan suara seindah itu belum pernah didengar.
Dengan
sanad dari Ali ra. Sesungguhnya ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah
Saw. bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang
dibagian atasnya keluar perhiasan dan pada bagian bawahnya keluar kuda
yang memiliki sayap yang diberi pelana, yang dikendalikan, yang ditaburi
dengan intan dan yaqut. Kuda tersebut tidak pernah mengeluarkan kotoran
dan tidak pernah buang air kecil. Adapun yang menaiki kuda itu adalah
para wali Allah Swt. dan kuda ini akan membawa terbang para wali Allah
tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang berada dibawah
mereka:”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu mencapai
kemulian semcam itu?” Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka: “Mereka
itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika kalian semua masih
tidur, mereka melakukan puasa sedangkan kalian tidak, mereka berjihad
membela agama Allah sedangkan kalian semua duduk disisi istri kalian,
dan mereka bersedekah dengan harta mereka dijalan Allah, sedangkan
kalian semua bakhil (kikir).”
Dari Abu Hurairah ra. beliau
berkata: Sesungguhnya didalam surga itu terdapat sebuah pohon, orang
yang menaiki bisa berjalan dibawah naungannya selama 100 tahun dan
naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Dan
naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan
yang banyak. Yang buah-buahnya tidak berhenti dan tidak terlarang
mengambilnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 30-33).
Diibaratkan waktu didunia
adalah waktu sebelum matahari terbit dan sudah terbenamnya matahari,
sampai hilangnya mega dan gelap malam yang menutupi di dunia. Maka
sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas. Sebagaimana
firman Allah Swt.:
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang. “ (Qs. Al-Furqan: 45).
Maksudnya adalah waktu sebelum terbitnya matahari dan sesudah terbenamnya, sampai masuk pada kegelapan malam.
Diriwayatkan
dari Nabi Saw. sesungguhnya beliau bersabda: “Apakah aku tidak pernah
menceritakan kepadamu tentang waktu(saat), yaitu waktu yang serupa
dengan waktu yang ada di surga. Dia adalah waktu dimana sebelum matahari
terbit, bayang-bayangnya itu memanjang, rahmatnya saat itu merata dan
berkahnya saat itu banyak.”
(Ilmu Warisan Leluhur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar