Konsultasi Seksologi di Tabloid Gaya Hidup Sehat dengan Prof. Wimpie Pangkahila, Sp.And (*)
“Saya seorang pria berusia 32 tahun, belum menikah. Saya mengalami
kelainan alat kelamin dan gangguan seksual. Dari dulu sampai sekarang
saya masih sering melakukan masturbasi. Hal ini sudah berlangsung
mungkin lebih dari 10 tahun. Sekarang alat kelamin saya tidak lurus atau
bengkok ke kiri, bengkokannya sekitar 30 derajat lebih.
Apakah ini terjadi karena saya sering melakukan masturbasi? Mungkinkah
kebiasaan saya memakai celana dalam ketat yang menyebabkan pembengkokan?
Apakah ini akan memengaruhi ketika melakukan hubungan badan (misalnya
istri merasa sakit karena miring)? Apa yang harus saya lakukan?
Saya masih ingat waktu dulu saya sering terangsang ketika melihat wanita
yang seksi. Sekarang, jangankan melihat wanita seksi, mungkin menonton
blue film pun saya belum tentu terangsang. Apakah ini terjadi karena
masturbasi yang saya lakukan?
BI, Jakarta
Terpengaruh Mitos
Tampaknya mitos mengenai masturbasi masih kuat memengaruhi persepsi
masyarakat. Padahal, informasi yang benar tentang masturbasi cukup
sering disampaikan melalui berbagai kesempatan.
Masih banyak orang yang beranggapan salah tentang masturbasi, seperti
Anda. Banyak orang yang beranggapan bahwa masturbasi dapat menimbulkan
akibat antara lain menjadi mandul, gangguan ereksi, tulang keropos, dan
memori terganggu.
Yang benar, masturbasi tidak menimbulkan akibat buruk apa pun secara
fisik. Pendapat ini didasarkan pada banyak penelitian yang telah lama
dilakukan.
Memang pada abad ke-18 pernah beredar buku yang menguraikan berbagai
penyakit akibat masturbasi. Buku itu cukup menggemparkan, bukan hanya
pada waktu itu, tetapi hingga untuk waktu yang lama. Namun, setelah
banyak penelitian yang dilakukan dengan benar, terbukti dengan jelas
bahwa masturbasi tidak menimbulkan akibat buruk apa pun secara fisik.
Bagaimana dengan akibat psikis? Akibat psikis, seperti perasaan
bersalah, dapat timbul bila yang bersangkutan menganggap aktivitas
melakukan masturbasi merupakan perbuatan dosa. Meski begitu, kalau yang
bersangkutan tidak menganggap itu suatu dosa atau kesalahan, tidak akan
muncul akibat psikis. Jadi, akibat psikis yang mungkin muncul sangat
bersifat subjektif.
Aktivitas masturbasi sebenarnya telah dilakukan oleh setiap manusia pada
masa anak-anak, baik wanita maupun pria. Dalam perkembangan
psikoseksual setiap manusia, ada suatu fase ketika anak-anak senang
memegang-megang kelaminnya.
Bahkan, sebagian anak dapat mencapai orgasme. Sesungguhnya ini adalah
suatu bentuk masturbasi, seperti yang dilakukan remaja dan dewasa.
Bedanya, pada masa anak-anak masturbasi tidak direncanakan.
Mengenai penis Anda yang bengkok ke kiri, saya berani pastikan itu bukan
akibat melakukan masturbasi. Penis normal memang tidak harus lurus
benar ke arah depan, terutama pada saat ereksi. Keadaan bengkok normal
ini umum terjadi dan tidak menimbulkan keluhan dan masalah apa pun.
Namun, ada juga keadaan tidak normal yang mengakibatkan penis menjadi
bengkok dan terasa sakit khususnya ketika ereksi. Akibatnya hubungan
seksual terganggu, bahkan terhambat. Gangguan ini terjadi pada penyakit
peyronie.
(*) Spesialis Andrologi dan Seksolog serta dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali
(kompas.com)
(Ilmu Warisan Leluhur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar