Sebuah bentang daratan atau lanskap kuno yang telah lama tenggelam di Samudera Atlantik Utara ditemukan oleh sejumlah ilmuwan.
Para
peneliti telah menemukan daratan yang hilang sekitar 56 juta tahun
lalu, lewat analisa data yang dikumpulkan untuk beberapa perusahaan
minyak, bertekhnologi canggih echo-sounding. Merekapun menyamakannya
temuan ini dengan mitos kota hilang Atlantis, Lanskap pada kedalaman 1,2
mil tersebut terletak di Atlantik Utara sebelah barat kepulauan
Orkney-Shetland dengan puncak yang dulu milik delapan gunung dan
sungai-sungai besar.
Lahan itu kemungkinan dulu berada 0,6 mil
diatas permukaan laut dan bergabung dengan apa yang kini disebut
Skotlandia, atau bahkan mungkin telah terbentang jauh hingga ke
Norwegia, ujar para ilmuwan.
Dilansir Daily Mail (11/7), peneliti
Nicky White dari Universitas Cambridge mengatakan, “Kelihatannya sangat
mirip suatu peta dari negeri yang sedikit daratan.”
“Hal ini seperti sebuah fosil lanskap kuno yang telah bertahan hingga 1,2 mil di bawah dasar lautan.”
Temuan ini bermula dari kumpulan data sebuah perusahaan kontraktor yang biasanya meneliti wilayah gempa.
Suatu
tekhnik dari sebuah tekhnologi tinggi echo-sounding disebarkan, yang
kemudian melepas udara bertekanan tinggi di bawah air—hal ini
menghasilkan gelombang suara yang bergerak melalui sedimen di dasar
lautan.
Sebuah gema atau echo akan timbul kembali setiap kali gelombang ini mengalami perubahan pada medan yang dilalui.
Gema ini kemudian dijemput oleh mikrofon yang tergantung di dalam air dari sebuah kapal pada permukaan laut.
Dengan
demikian para ilmuwan dapat mengkonstruksi citra 3D dari lahan yang
berada di bawahnya pada saat mana mereka menyadari bahwa mereka memiliki
bukti dari lanskap terpendam itu.
Bukti bahwa lahan ini pernah
dihuni dikumpulkan lewat sampel inti--diambil dari batu karang bawah
laut—yang mengungkapkan bahwa benda ini merupakan serbuk sari dan
batubara.
Di tempat berbeda para ilmuwan Cambridge menemukan
fosil-fosil kecil, yang membuktikan bahwa lanskap ini pernah menjadi
lingkungan laut.
Mereka meyakini bahwa lanskap ini muncul dan
tenggelam dalam 2,5 juta tahun karena Plum Islandia—sebuah aliran
material yang melewati mantel bumi di bawah Samudera Atlantik Utara.
Fungsinya membawa magma panas dari dalam bumi hingga hanya dibawah permukaan, di mana riak itu keluar.
Dr. White mengatakan, lanskap itu kemungkinan telah disapu di bawah Lautan Atlantik selama terjadinya gelombang magma.
Ia mengklaim telah menemukan dua lanskap bawah air lebih baru, yang keduanya disebabkan oleh fenomena serupa.
Riset ini diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.
(Ilmu Warisan Leluhur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar